Arah Kecenderungan dan Implikasi Perilaku Elit Politik Terhadap Eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia
I. PENDAHULUAN
Dalam memaknai kehidupan berbangsa dan bernegara,
tatanan politik dan pemerintahan menjadi salah satu hal yang sangat krusial
dalam memaknai eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sistem politik
pemerintahan yang berkembang di suatu negara termasuk Indonesia dapat dikatakan
sebagai mesin penggerak yang membuat negara terlihat dinamis dalam mencapai
kolektivitas dan tujuan bersama. Sistem politik inilah yang pada akhirnya akan
membentuk struktur dan mekanisme dalam proses pengambilan keputusan dimana
terdapat dua struktur utama yakni Suprastruktur Politik dan Infrastruktur Politik
yang di dalamnya terdapat pihak-pihak yang saling mempengaruhi dan
memperjuangkan kepentingannya agar menjadi prioritas dalam suatu kebijakan.
Dalam struktur politik yang
berkembang di Indonesia, elit politik sangat berperan dalam menentukan arah
kebijakan yang berimplikasi eksistensi Negara Indonesia dalam mencapai
tujuannya. Elit politik memiliki posisi strategis dan dapat dikatakan sebagai
simbol kolektivitas masyarakat yang terdiri dari golongan dan komunitas yang
masing-masing memiliki kepentingan. Kepentingan-kepentingan ini pada akhirnya
harus diakomodir oleh elit politik agar dapat menjadi isu publik dalam proses
pengambilan keputusan. Baik dalam suprastruktur maupun infrastruktur politik,
peran elit politik akan selalu terlihat dalam dinamikanya.
Sistem politik yang dianut oleh Negara Indonesia, menuntut
adanya proses politik yang dewasa
antara elit politik dalam struktur lembaga (suprastruktur) dan
elit politik dalam struktur
masyarakat
(infrastruktur) dimana keduanya harus
saling mengisi. Maksud dari
proses politik yang dewasa ialah peran elit politik harus tetap pada
koridor-koridor nilai dan aturan yang berlaku sehingga dapat menghasilkan
kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran bagi kelangsungan bangsa dan negara. Elit politik dan elit
masyarakat berada dalam tipe yang sama dimana keduanya perlu menjadi aktif sehingga proses politik dapat lebih dinamis
dan berkualitas. Hal tersebut karena para elit politik pada
dasarnya memiliki kesempatan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Di sisi lain, ada
permasalahan-permasalahan
yang berkembang dimana elit politik mengalami disorientasi yang
lebih mementingkan kepentingan peribadi, sehingga peran mereka tidak
berjalan sesuai dengan
norma dan aturan yang berlaku. Padalah elit politik memegang peran yang begitu
penting sebagai perantara masyarakat dengan pemerintah. Selain itu, terkadang
oknum-oknum para elit politik menjadi provokator terhadap rakyatnya untuk
menyampaikan suatu protes atas ketidakpuasan rakyat terhadap kebijakan negara
yang telah ditetapkan. Ada juga oknum yang terbuai akan harta yang dimilikinya,
seperti jabatan sehingga mereka lupa akan apa yang harus mereka lakukan untuk
kepentingan rakyat. Hal
tersebut terjadi karena
tidak semua elit politik paham betul bagaimana menjalankan tugas dalam posisi
yang mereka duduki sekarang.
II. PEMBAHASAN
1. Konsep Elit
Politik
Dalam pengertian yang umum elit menunjuk pada
sekelompok orang orang yang ada dalam masyarakat dan menempati kedudukan
tinggi. Dalam pengertian khusus dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang
terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan minoritas yang memegang
kekuasaan. Dalam studi sosial golongan minoritas yang
berada pada posisi atas yang secara fungsional dapat berkuasa dan menentukan
dikenal dengan elit. Elit adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat
untuk melayani suatu kolektivitas dengan cara yang bernilai sosial.
Dalam
pengertian sosiologis dan politis, elit adalah the ruling class, suatu golongan
yang memegang kekuasaan baik secara formal maupun informal dalam suatu strata
sosial. Dengan kedudukannya itu, mereka dapat memengaruhi perekmbangan
masyarakat dalam hubungan yang sifatnya timbale balik. Dengan demikina dapat
dikatakan juga bahwa elit adalah prosuk dari masyarakatnya. Dan, hubungan antarelit
senantiasa terjalin komunikasi sehingga kreasi maupun semangat daru suatu
generasi dilanjutkan atau diteljemakan ke dalam bentuknya yang baru oleh
generasi berikutnya.[1]
Elit
politik sendiri dibagi menjadi dua bagian diantaranya elit politik lokal dan elit
non politik non lokal, elit politik lokal adalah merupakan seseorang yang menduduki
jabatan-jabatan politik (kekuasaan) di eksekutif dan legislatif yang dipilih
melalui pemilihan umum dan dipilih dalam proses politik yang demokratis
ditingkat lokal. Mereka menduduki jabatan politik tinggi ditingkat lokal yang
membuat dan menjalankan kebijakan politik. Elit politiknya seperti:
Gubenur,Bupati, Walikota, Ketua DPRD, dan pimpinan-pimpinan partai politik.[2]
Sedangkan
Elit Non Politik Lokal adalah seseorang yang menduduki jabatan-jabatan
strategis dan mempunyai pengaruh untuk memerintah orang lain dalam lingkup
masyarakat. Elit non politik ini seperti: elit keagamaan, elit organisasi
kemasyarakatan, kepemudaan, profesi dan lain sebagainya. Perbedaan tipe elit
lokal ini diharapkan selain dapat membedakan ruang lingkup mereka, juga dapat
memberikan penjelasan mengenai hubungan antar elit politik maupun elit masyarakat
dalam proses Pemilihan Kepala Daerah di tingkat lokal.
Dalam
sirkulasi elit, konflik bisa muncul dari dalam kelompok itu sendiri maupun
antar kelompok
pengusaha maupun kelompok tandingan. Sirkulasi elit menurut Pareto terjadi
dalam dua kategori yaitu: Pertama, pergantian terjadi antara kelompok-kelompok
yang memerintah sendiri, dan Kedua, pergantian terjadi di antara elit dengan
penduduk lainya. Pergantian model kedua ini bisa berupa pemasukan yang terdiri
atas dua hal yaitu: (a). Individu-individu dari lapisan yang berbeda kedalam
kelompok elit yang sudah ada, dan atau (b). Individu-individu dari lapisan
bawah yang membentuk kelompok elit baru dan masuk ke dalam kancah perebutan
kekuasaan dengan elit yang sudah ada.[3]
2 Peran dan Fungsi
Elit Politik
Peran
elit politik dalam pemerintahan ada dua macam, yaitu mereka para elit politik
yang ada dalam pemerintahan dan mereka yang berada di luar pemerintahan. yang
berada di dalam pemerintahan pasti mempunyai peranan yang sangat penting dalam
membuat kebijakan untuk pemerintah, dan para elit politik yang berada di luar
mempunya peranan untuk mengontrol, mengawasi, memberi masukan dan menkritik
pemerintahan supaya lebih bagus lagi. Itulah sebenarnya yang harus dilakukan
para elit politik, bukan saling menjatuhkan antar individu maupun antar
kelompok dan bersaing secara tidak sehat.
Para elit politik dalam tataran pemerintahan dapat
diperhitungkan sebagai pembuat kebijakan, penentu kebijakan, pengambil
keputusan serta sebagai pengontrol di dalam sistem pemerintahan. Diantara elit
politik yang dominan adalah elit politik dewan perwakilan rakyat. Mereka adalah
elit yang muncul bukan secara kebetulan tetapi keberadaan mereka di bentuk dari
proses yang panjang, dari berbagai latar belakang seperti kelompok etnis,
agama, cendekiawan, politisi, birokrat, ekonomi maupun dari kelompok massa atau
masyarakat biasa. Elit politik ini memiliki peranan dan posisi yang sangat
strategis, dimana mereka dapat dilihat dari berbagai peran yang dimainkan,
legitimasi yang mereka lakukan, kontrol yang dilaksanakan serta pembawa dan
penyalur aspirasi masyarakat. Mereka ada dari keberagaman, direkrut dan
diseleksi melalui partai politik. Mereka dihimpun dalam satu wadah yang disebut
dengan lembaga legislatif.
Sementara itu elit politik yang ada di luar
pemerintahan ialah mereka yang cenderung berperan sebagai oposisi yang menjadi
struktur dalam sistem politik. Mereka berasal dari latar belakang yang
berbeda-beda dan biasanya diantara mereka ada yang diakui secara konsensus oleh
masyarakat sebagai elit politik seperti tokoh atau pemuka dan ada juga yang
melalui jalur yang lebih politis seperi melalui partai politik, pengamat atau
pemerhati, serta orang-orang yang memiliki kapasitas dan kredibilitas dalam
dunia perpolitikan. Seperti yang dinyatakan sebelumnya bahwa peran elit politik
diluar pemerintah lebih kepada fungsi pengawasan.
Kesadaran elit politik sangat diperlukan dalam hal ini untuk mengatasi
krisis yang penuh integritas. Etika politik diperlukan sebagai pemandu arah dan
penentu kualitas pelaksanaan kebijakan menuju terwujudnya keadilan sosial yang
mensejahterakan seluruh masyarakat karena elit politik memiliki peran sebagai
pendamping (advocator) rakyat untuk
memberikan peluang tampilnya pemimpin-pemimpin politik yang dikhendaki oleh
rakyat, dan berusaha menghindari tokoh yang oportunis serta berusaha memberikan
kesadaran dan kedaulatan sepenuhnya bagi rakyat untuk memilih dan menentukan
figur-figur sebagai wakil yang diandalkan.
3
Elit Politik
Dalam Sistem NKRI
Berbicara mengenai elit
politik dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidaklah terlepas
pembahasannya dari siapa elit politik dan kecenderungan perilaku elit politik
di Indonesia sesuai dengan dinamika yang terjadi saat ini. Membahas mengenai
siapakah elit politik dalam tatanan politik pemerintahan di Indonesia, perlu
ditegaskan terlebih dahulu bahwa sistem politik Indonesia secara garis besar
ialah demokrasi yang memiliki prinsip-prinsip keterbukaan, kebebasan,
partisipasi, rational choice, mayoritas,
dan lain sebagainya. Hal tersebut sudah jelas bahwa terdapat kesempatan yang
besar bagi masyarakat secara luas untuk ikut serta dalam agenda politik
pemerintahan di Indonesia dan sekaligus menjadi elit politik. Telah diampaikan
sebelumnya bahwa struktur politik di Indonesia terdiri dari suprastruktur dan
infrastruktur dimana keduanya memiliki hubungan fungsional sebagai sistem
politik. Pada keduanya terdapat elit politik yang memainkan perannya sesuai
dengan aturan-aturan yang berlaku.
Pada suprastruktur politik
di Indonesia, elit politik yang ada ialah orang-orang yang mendapatkan dan
memegang kekuasaan melalui proses politik (seperti pemilu) yakni bisa disebut
sebagai eksekutif dan legislatif. Mereka berperan sangat penting dalam
merumuskan, menentukan, menetapkan dan menjalankan setiap kebijakan yang secara
normatif diarahkan pada tujuan nasional. Sedangkan pada infrastruktur politik,
elit politik dapat digambarkan sebagai oposisi (partai politik yang kalah
pemilu) dan elit masyarakat diluar kekuasaan pemerintah. Tokoh masyarakat,
pemuka agama, sampai kepada figure pengusaha dapat menjadi elit politik karena
mereka memiliki kekuatan untuk melakukan mobilisasi kepada masyarakat. Di
Indonesia sendiri elit masyarakat dapat muncul ke permukaan sebagai akibat dari
kondisi Indonesia yang heterogen dengan berbagai macam suku, budaya, dan agama.
Ada banyak sekali kepentingan-kepentingan yang harus diakomodir akibat dari
adanya perbedaan-perbedaan di Indonesia sehingga ini merupakan stimulus bagi
munculnya para elit politik di masyarakat. Selain itu elit politik di
masyarakat juga mucul dari akademisi dan pengamat politik sebagai kontrol bagi
pemerintah.
Sementara itu kecenderungan perilaku para elit politik
dapat dilihat dari perkembangannya saat ini. Tujuan
politik yang diusung oleh para elite politik ini akan tercermin dalam segala
tindakan yang dilakukan dalam menjalankan sistem politik. Dalam pelaksanaannya,
terdapat fakta bahwa para elite politik seringkali menyalahgunakan kekuasaan
yang merugikan rakyat maupun negara. Seperti halnya tercermin dari kasus
korupsi yang sering menjerat para elite ini. Sikap elite politik yang
mencerminkan perilaku buruk tersebut dapat berpengaruh terhadap kepercayaan
masyarakat. Contoh kasus lain yang seringkali menjerat elite politik seperti
tindakan asusila, jalan-jalan ke luar negeri atas nama tugas negara, hingga
bolos saat sidang legislatif, sampai contoh kasus lainnya yang lebih
mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan publik.
Perilaku
elite politik kadang kala dapat memicu potensi konflik, jika sikap yang
ditunjukkan elite politik tidak responsif dalam menyikapi permasalahan rakyat.
Permasalahan tersebut akan menjadi persoalan serius bagi masyarakat dan
kepentingan rakyat, karena seharusnya elite politik hadir untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat, sehingga masyarakat yang sudah
mempercayakan posisi elite politik dalam pemerintahan merasa dikhianati. Sikap
elite saat ini menyalahgunakan
keahlian dan kekuasaannya untuk memanipulasi aspirasi rakyat yang nyatanya
adalah kepentingan pribadi, hal-hal merugikan lainnya juga seringkali dilakukan
dengan tujuan untuk melanggengkan kekuasaan.
4
Pengaruh dan
Implikasi Perilaku Elit Politik Terhadap NKRI
Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa elit politik memegang
posisi strategis dalam menjalankan
dan mempengaruhi sistem politik suatu negara, karena sikap
atau perilaku yang dijalankan oleh elite ini dapat menjadi penentu bagi
perubahan bangsa dan negara melalui proses pengambilan kebijakan. Oleh karena itu sudah jelas bahwa pengaruh dan implikasi
perilaku elit politik terhadap eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia
sangat besar. Maju dan mundurnya suatu negara yang dalam hal ini adalah
Indonesia juga dipengaruhi oleh elit-elit politik. Semakim kritis dan dewasa
elit politik di Indonesia maka akan semakin memberikan dampak positif terhadap
bangsa dan negara karena elit politik yang berkualitas sebisa mungkin akan
mengakomodir semua kepentingan-kepentingan bangsa dan negara. Begitu pun
sebaliknya.
Apabila dianalogikan,
negara ialah sebuah kendaraan yang membawa masyarakat pada tujuanya. Sistem
politik berperan sebagai mesin sedangkan elit politik sebagai pengemudi yang
mengarahkan kendaraan tersebut pada tujuannya. Dari analogi tersebut, maka
sudah jelas elit politik memiliki pengaruh terhadap eksistensi negara
Indonesia. Bagi negara demokrasi seperti Indonesia, keputusan dan kebijakan
tidaklah ditentukan oleh satu orang dalam artian membutuhkan partisipasi dan
keaktifan masyarakat dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan kebijakan.
Elit politik dalam hal ini menjadi salah satu jalur untuk menyampaikan aspirasi
masyarakat sehingga kebijakan yang dihasilkan memihak pada kepentingan bersama.
Implikasinya ialah kebijakan yang bersumber dan bermuara pada kepentingan umum,
maka akan berpengaruh juga terhadap kemajuan negara.
III. PENUTUP
Berdasarkan pada hasil pembahasan,
maka secara garis besar elit politik memiliki peran dan posisi yang sangat
penting dalam tatanan politik dan pemerintahan di Indonesia. Dapat dikatakan
bahwa maju mundurnya Negara Indonesia, salah satunya ditentukan oleh kualitas
dan orientasi dari para elit politiknya. Berdasarkan perkembangan dan dinamika
yang terjadi pada saat ini, mayoritas elit politik dinilai belum sepenuhnya
memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan bangsa dan bernegara. Hal
tersebut dapat dilihat dari berbagai masalah yang menyangkut elit politik di
Indonesia seperti disorientasi, korupsi, tidak dewasa, tidak memiliki
kapasitas, perilaku yang urakan dan lain sebagainya yang mencerminkan bahwa
kualitas elit politik erlu ditingkatkan.
Arah Kecenderungan dan Implikasi Perilaku Elit Politik Terhadap Eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Reviewed by disment_idu9
on
February 03, 2019
Rating:
No comments: