TUGAS MATA KULIAH POLITIK DALAM DAN LUAR NEGERI
“Shrinking World dan Konvergensi Antara Sistem Nasional dan
Internasional”
Pengampu:
Prof. Dr. Indria Samego., M.A., Ph.D
Dr. IDK Kerta Widana, S.KM., M. KKK
Disusun
oleh:
Kelompok
3
1. Bram Ronald Sanjaya (120180301003)
2. Dian Efrianti (120180301007)
3. Mega
Putri Rizayati (120180301013)
4. Nur
Ikhsani Rahmatika (120180301018)
5. Sugeng
Widodo (120180301024)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BENCANA
FAKULTAS KEAMANAN NASIONAL
UNIVERSITAS PERTAHANAN
BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Negara dapat dikatakan
sebagai organisasi terbesar dalam kehidupan manusia yang terbentuk atas dasar
kesamaan-kesamaan tertentu sehingga bisa menjadi identitas bersama. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian negara adalah suatu wilayah yang mempunyai
kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat; kelompok sosial yang
menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi dibawah lembaga
politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat
sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.[1] Negara juga dapat
dikatakan sebagai lembaga, yaitu suatu sistem yang mengatur hubungan yang
ditetapkan oleh manusia antara mereka sendiri sebagai suatu alat untuk mencapai
tujuan yang paling pokok diantaranya ialah suatu sistem ketertiban yang
menaungi manusia dalam melakukan kegiatan.
Berangkat dari
asumsi-asumsi atau konsep tentang negara yang berkembang pada saat ini,
Indonesia sebagai negara memiliki tujuan, cita-cita dan kepentingan nasional
yang ingin dicapai sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Dalam upayanya untuk mencapai tujuan nasional tersebut, dibutuhkan
suatu sistem nasional yang mengatur tentang bagaimana komponen-komponen atau
penyusun sub sistem dapat bersinergi satu sama lain sehingga dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Sistem tersebut tanpa disadari terbentuk secara spontan
dan begitu saja disesuaikan dengan kebutuhan dan urgensi yang terjadi akibat
berbagai dinamika yang terjadi.
Disisi lain dalam
memaknai eksistensi Indonesia sebagai salah satu negara di tengah-tengah
komunitas dunia, Negara Indonesia juga dihadapkan pada proses perkembangan
zaman yang yang terjadi secara global. Perkembangan tersebut telah memaksa dan
menyeret setiap negara di dunia termasuk Indonesia menjadi bagiannya. Seperti
salah satu contohnya ialah perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berimplikasi pada kecepatan arus informasi dan komunikasi.
Sehingga dewasa ini dengan seolah tidak ada batasan antara satu negara dengan
negara lain dalam mengakses informasi dengan segala kemajuan yang terjadi. Pada
akhirnya perkembangan tersebut telah menciptakan sistemnya sendiri secara
internasional dimana Indonesia merupakan bagian dari sistem tersebut.
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut maka muncul tesis yang menyatakan bahwa
“dunia semakin menyempit (shringking
world) dan perlunya konvergensi antara sistem internasional dan nasional”
dimana perlu dibuktikan dengan berbagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
secara empiris.
PERMASALAHAN
Faktor-faktor
yang menyebabkan tesis “Dunia semakin menyempit (shrinking world) dan perlunya konvergensi antara sistem
internasional dan nasional” dapat dipertahankan secara empiris.
PEMBAHASAN
1.
Shrinking
World
Globalisasi merupakan suatu fenomena
berkaitan dengan peradaban manusia yang selalu bergerak dalam masyarakat global
dan merupakan bagian dari proses global itu sendiri. Globalisasi berhubungan
dengan penyatuan atau integrasi yang mencakup berbagai bidang seperti ekonomi,
kebijakan internasional dan lintas wilayah, pertukaran atau aliran ilmu
pengetahuan, kestabilan dan keseimbangan kebudayaan, hubungan dan penggunaan
kekuasaan. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab,
dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Thomas Larsson dalam bukunya The Race to The top: The real story of
globalization: definisi globalisasi adalah adalah proses penyusutan dunia
(world shrinking), jarak yang semakin pendek (shorten the gap) , hal-hal bergerak lebih cepat dan dekat.
Globalisasi berhubungan dengan semakin mudahnya seseorang dari satu sisi dunia
berinteraksi dengan seseorang di sisi dunia lain dengan saling menguntungkan.[2]
Konsep “Shringking World” sebenarnya berkaitan dengan seberapa banyak
teknologi telah mempengaruhi dunia yang kita tinggali saat ini. Di dunia
sekarang ini, jika seseorang ingin bepergian ke mana saja di dunia, mereka bisa
terbang dengan pesawat terbang hanya dalam beberapa jam saja. Juga, karena
orang membawa ponsel mereka ke mana pun mereka pergi, mereka memiliki seluruh
dunia di ujung jari mereka, kini teknologi adalah fondasi dunia kita.
Kemajuan teknologi di dunia saat ini
telah membuat dunia tampak lebih kecil daripada yang sebenarnya karena kita
memiliki semua yang kita butuhkan hanya dengan satu sentuhan tombol saja inilah
yang selanjutnya dikenal dengan shrinking world (dunia yang makin menyempit).
Ada tiga fase utama globalisasi. Proses perkembangan globalisasi pada awalnya
ditandai kemajuan bidang teknologi, hal ini yang selanjutnya menjadi penggerak
globalisasi. Dari kemajuan bidang teknologi ini, kemudian perkembangannya dapat
mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Kebanyakan orang yakin bahwa
globalisasi akan memiliki dampak positif pada dunia, kini faktanya setiap
negara dan setiap benua dapat dengan mudah terhubung secara konstan. Hal ini
yang memungkinkan terjadinya kerjasama antar negara di dunia dan jarak bukan
lagi menjadi masalah. Namun, globalisasi juga akan berdampak negatif pada
masyarakat, jika teknologi terus-menerus memengaruhi setiap orang dengan
berbagai cara, masalah besar dapat muncul dan banyak kehidupan akan terkena
dampak dengan cara negatif, bukan hanya positif.
Konsep akan globalisasi menurut
Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara budaya. Globalisasi
memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang
menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia
sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan
bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup,
orientasi dan budaya. Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai
kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan
penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang tersebut merupakan penggerak
globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam
kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang dibelahan
bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara
cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara cepat
2. Konvergensi
antara sistem Internasional dan Nasional
Globalisasi membawa pengaruh dalam
proses perumusan dan perubahan kebijakan, kebijakan kemudian diambil dan
diputuskan bersama dalam berbagai batasan kewenangan. Pada batas nasional,
perumusan dan perubahan kebijakan dilaksanakan oleh pihak berwenang dalam batas
nasional sebagai respon suatu negara terhadap arus globalisasi. Pada batas
global, globalisasi secara tidak langsung membuat kebijakan kerjasama global
menjadi satu hal penting pada batas global. Hal tersebut terjadi karena masalah
global bermunculan semakin beragam, seperti standar tenaga kerja, perlindungan
lingkungan, pengawasan perbankan, kesehatan konsumen dan keselamatan, tarif
pajak, kedaulatan intelektual, dan lain sebagainya, dan keberagaman tersebut
kemudian dirasa perlu untuk diselesaikan atas adanya kebijakan global yang
diakui bersama. Untuk menghadapi arus globalisasi ini diperlukan adanya
pembentukan kebijakan yang searah baik dalam skala nasional maupun global.
Pembentukan kebijakan ini yang disebut sebagai konvergensi yaitu adanya
kecenderungan kebijakan untuk tumbuh menjadi semakin menyerupai dalam hal
struktur, proses dan pelaksanaan[3].
konvergensi kebijakan dapat terjadi karena negara-negara memiliki permasalahan
domestik yang hampir serupa antara satu dengan yang lainnya.
Terdapat beberapa faktor-faktor
konvergensi sistem politik internasional dan nasional antara lain:
1. Merdeka
dan kondusifitas negara
2. Diplomasi
pertahanan ikut dalam organisasi internasional PBB
3. Peran
aktif dialog perdamaian dunia
4. Pertemuan
bilateral, trilateral dan multilateral
5. Perkembangan
teknologi membantu telekomunikasi di era industri 4.0, finansial, dan
transportasi
6. Diplomasi
yang zero enemy
7. Perlindungan
warga negara dalam biang hak asasi manusia
8. Kondusifitas
demokrasi dalam negeri
9. Kerjasama
pertahanan dan keamanan antar negara
10. Kerjasama
sosial budaya dan pendidikan
11. Pasar
global dan investasi asing
12. Menerapkan
good govenence
13. Meningkatkan
profesionalisme aparatur negara dan sumberdaya masyarakat
14. Perlindungan tenaga kerja
Salah satu contoh konvergensi dapat
dilihat pada standarisasi buruh dalam level nasional, regional, ataupun global.
Standardisasi ini kemudian dapat dibagi menjadi dua standar, yaitu standar
utama dan standar tambahan. Pertama, standar utama merupakan perlakuan dalam
bentuk perlindungan dari perbudakan dan diskriminasi. Kedua, standar tambahan
merupakan perlakuan dalam bentuk penjaminan keselamatan pekerja, kesehatan, dan
upah minimum. Kehadiran ILO (International Labor Organization) yang bekerja
sama dengan WTO (World Trade Organization) juga telah memperkuat pengawasan
terhadap standardisasi buruh ini.
Korelasi antara globalisasi dengan
konvergensi kebijakan dapat dilihat dari dua dimensi teori[4].
Dimensi teori pertama menekankan letak teori dalam sebuah permasalahan. Dimensi
ini dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu structural dan agent-centered.
1.
Structural approach memfokuskan
diri pada kondisi lingkungan eksternal, yaitu globalisasi, yang dianggap mampu
mempengaruhi unit politik suatu negara terutama dalam menciptakan homogenitas
kebijakan.
2.
Agent-centered approach beranggapan
bahwa koordinasi dalam pengambilan prinsip kebijakan antar negara merupakan hal
yang penting untuk dilakukan, namun tidak berarti bahwa tiap negara harus
melaksanakan kebijakan yang identik.
Selanjutnya, dimensi teori kedua
menganggap bahwa memisahkan pendekatan yang berbeda justru akan menyebabkan
tekanan konvergensi terjadi. Tekanan utama dalam konvergensi ini adalah faktor
ekonomi. Menguatnya kapitalisme secara global menjadi tekanan utama
negara-negara yang tidak melakukan konvergensi di bidang ekonomi ini sehingga
memaksa mereka untuk memodifikasi kebijakan nasionalnya secara tersirat.
Modifikasi ini dianggap sebagai sebuah hal yang krusial, karena apabila suatu
negara tidak melakukan konvergensi maka negara tersebut akan kehilangan sisi
kompetitif di dunia internasional.
Penyebab dari kebijakan dilakukan
secara konvergen diantaranya adalah Pertama, konvergensi dilakukan agar
kebijakan global tidak bergesekan dengan kebijakan nasional dan domestik.
Kedua, konvergensi menantang tiap negara untuk mempertahankan atau mendistingsi
pola kebiasaannya. Ketiga, agar terdapat interpretasi dan pemahaman yang berbeda
di tingkat nasional dan regional. Keempat, perbedaan kapasitas strategi dalam
merespon suatu isu tidak dapat dihindari meskipun penyamaan pemahaman telah
dicapai.
KESIMPULAN
Negara Indonesia memiliki
tujuan nasional yang perlu dicapai, dalam upaya pencapaian tujuan tersebut
dibutuhkan suatu sistem nasional yang mengatur tentang bagaimana
komponen-komponen atau penyusun sub sistem dapat bersinergi satu sama lain
sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Proses globalisasi yang terjadi
di dunia kini menjadikan dunia seakan mudah untuk dijangkau dan seakan membuat
dunia ini menjadi sempit (shrinking wrld)
serta mudah untuk dijangkau, hal ini karena teknologi memudahkan akses kita
untuk terhubung dan menjalin kerjasama antar individu bahakan antar negara di
dunia. Perkembangan tersebut telah memaksa dan menyeret setiap negara di dunia
termasuk Indonesia menjadi bagiannya.
Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi terjadinya konvergensi sistem politik nasional dan
internasional Indonesia, hal tersebut diperlukan sebagai upaya Indonesia dalam
menselaraskan kemajuan negara dalam berbagai bidang dengan kemajuan dunia
internasional untuk mencapai kesejahteraan dan kemajuan bangsa dimata dunia.
REFERENSI
Dowrick, S., & DeLong, J. B. 2003.
Globalization and convergence. In Globalization in historical
perspective (pp. 191-226). Chicago: University of Chicago Press
Drezner, D. W. 2001. Globalization and policy
convergence. International studies review, 3(1), 53-78
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Thomas, Larsson. The Race to The Top: The Real Story of
Globalization. USA: Cato Institute
[1]
Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 207, hlm. 777
[2]
Thomas, Larsson. The Race to The Top: The
Real Story of Globalization. USA: Cato Institute, 150
[3]
Drezner,
D. W. (2001). Globalization and policy convergence. International
studies review, 3(1), 53-78.
[4]
Ibid
Shrinking World dan Konvergensi antara Sistem Nasional dan Internasional
Reviewed by disment_idu9
on
January 13, 2019
Rating:
Terimakasih atas posting artikelnya.
ReplyDeletetitik temu kepentingan lokal, nasional dan global dilatar belakangi adanya: a) perjalanan sejarah, yaitu sebagai bangsa yang pernah dijajah; b) ukuran negara, posisi geografis dan jumlah penduduk Indonesia; c) perkembangan Iptek; dan d) potensi disintegrasi. mungkin beberapa hal tersebut bisa dijadikan masukan untuk memperkaya pembahasan lebih lanjut. Salam Bela Negara