Faktor yang menyebabkan tesis "Dunia Semakin Menyempit dan Perlunya Konvergensi antara Sistem Internasional dan Nasional" Dapat Dipertahankan secara Empiris





TUGAS MATA KULIAH POLITIK DALAM DAN LUAR NEGERI:
PENGANTAR POLITIK DALAM DAN LUAR NEGERI

Pengampu:
Prof. Indria Samego, MA., Ph. D
Dr. IDK Kerta Widana, S.KM., M.KKK


Disusun oleh:
Kristiyono                              120180301012
  Novita Agatha Nainupu         120180301016
Nurul Safitry                         120180301020
Oktavia Putri Rahmawati      120180301021
Taufiq Prasetyo                    120180301025
  

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BENCANA
FAKULTAS KEAMANAN NASIONAL
UNIVERSITAS PERTAHANAN
BOGOR
2019


Pertanyaan Diskusi:
Faktor apa saja kah yang menyebabkan tesis “dunia makin menyempit (shrinking world) dan perlunya konvergensi antara sistem internasional dan nasional “ dapat dipertahankan secara empiris?

Latar Belakang
Konvergensi dapat diartikan sebagai dua benda atau lebih bertemu di suatu titik (pemusatan pandangan). Pada saat ini, konvergensi dilakukan oleh Negara besar yaitu Amerika dalam beberapa bidang diantaranya politik, ekonomi, hingga sosial budaya. Perkembangan konvergensi tidak lepas dari kemajuan teknologi informasi yang berkembang di dunia untuk dapat meruntuhkan batasan-batasan antara industri dan industri, antara aplikasi dan aplikasi, antara produser dan konsumen, antara negara dan negara. Namun, disisi lain konvergensi menyebabkan perubahan radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik visual, audio, data dan sebagainya (Preston, 2001).
Dalam lingkup yang lebih luas, konvergensi bukan saja memperlihatkan makin cepatnya perkembangan teknologi. Konvergensi dapat mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup dan khalayak. Singkatnya, konvergensi mengubah pola-pola hubungan produksi dan konsumsi, yang penggunaannya berdampak serius pada berbagai bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan. Perubahan ini ditandai dengan meningkatnya penggunaan media konvergen secara luar biasa. Sebutlah misalnya di Amerika Serikat; dalam laporannya “The Emerging of Digital Economy” pada Mei 1998, US Department of Commerce menyebutkan bahwa dalam tempo 4 tahun saja internet telah mencapai 50 juta pengguna (Heriqbaldi, 2009). Di samping itu, berkat kemajuan teknologi informasi pula, biaya maupun infrastruktur yang diperlukan untuk dapat mengolah dan mengirimkan informasi pun kian murah dari tahun ke tahun.


PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah dilakukan data pendapatan per kapita Indonesia selama 20 tahun (1993-2013) tidak konvergen terhadap mitra dagang. Akan tetapi, Indonesia telah mengalami peningkatan kelas GDP per kapita yang mengindikasikan bahwa, walaupun tidak terjadi konvergensi, manfaat berupa pertumbuhan ekonomi masih diperoleh. Perjanjian perdagangan antara Indonesia dengan mitra dagangnya (ASEAN+6) yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Laos, Jepang, RRT, India, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Australia belum dapat mendorong konvergensi pendapatan. Selain itu, bukti empiris konvergensi menunjukkan bahwa pendapatan tidak dapat menjadi argumen dalam melakukan kerjasama regional di bidang perdagangan internasional. Perlu adanya kebijakan yang mampu merealisasikan alih pengetahuan dan teknologi sebagai knowledge spillover dari negara maju ke Indonesia. Alih pengetahuan dan teknologi ini perlu diupayakan sebagai manfaat dari dilakukannya kerjasama perdagangan. Perdagangan dipakai sebagai channel untuk alih pengetahuan dan teknologi serta sebagai komponen dalam mendukung meningkatnya kapabilitas sosial dimiliki Negara untuk tumbuh dengan cepat dan kuat (Muslim, 2015).
Disamping perdagangan komponen lain yang mendukung meningkatnya kapabilitas sosial diantaranya: pendidikan, industri, infrastruktur, institusi, keuangan juga harus diperkuat. Perdagangan perlu didukung perkembangannya dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat. Tujuan jangka panjang adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang berkaitan dengan menyetarakan pendapatan dengan pendapatan Negara maju. Kerjasama perdagangan di tingkat regional merupakan salah satu komponen penyokong pencapaian tujuan ini. Dukungan terhadap keterlibatan Indonesia dalam kerjasama perdagangan global perlu ditingkatkan. Manfaat ekonomi yang ditunjukkan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi adalah keuntungan yang bisa didapat setelah bergabung dalam kerjasama perdagangan internasional.
Jayanthakumaran & Lee (2013) mencoba membuktikan adanya konvergensi pendapatan untuk dua wilayah yaitu wilayah Association of South East Asian Nations (ASEAN ) dan wilayah South Asian Associationof Regional Cooperation (SAARC). Hasilnya menunjukkan bahwa untuk wilayah ASEAN yang terdiri dari negara Singapura, Malaysia, Thailand dan Indonesia secara konsisten memperlihatkan terjadinya konvergensi baik dalam hal pertumbuhan pendapatan maupun level pendapatan. Diperlihatkan juga bahwa untuk data ASEAN terdapat structural break yang diakibatkankrisis minyak sekitar tahun 1982 dan krisis ekonomi Asia 1997. Khusus untuk Indonesia ternyata setelah krisis mengalami divergensi. Penelitian Li (2013) memperlihatkan bahwa konvergensi pendapatan wilayah ASEAN adalah lebih cepat disbanding wilayah Uni Eropa (EU) dan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) namun penelitian ini tidak membahas secara spesifik per Negara ASEAN.
Menurut pandangan penulis, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konvergensi diantaranya Globalisasi, Kemajuan Teknologi, dan Kebutuhan atas Pengakuan.
·      Globalisasi
Perkembangan globalisasi telah mempengaruhi perkembangan segala sektor di dunia secara bebas. Hal ini dibuktikan adanya perkembangan produk dimana perkembangan Internet telah membongkar tembok pemisah antara produser (pembuat pesan) dan konsumen. Digitalisasi membuka pandangan seluruh pasar bagi kompetisi dengan menurunkan prasyarat masuk seperti bahan mentah (raw masterial) bagi semua industri khususnya media. Disamping itu, globalisasi dapat mempengaruhi adanya perkembangan kebudayaan dimana masyarakat akan meninggalkan media massa tradisional dan beralih ke media konvergen. Ini juga berarti terjadi perubahan budaya konsumsi informasi masyarakat, dari masyarakat pembaca dan penonton pasif menuju masyarakat pembaca dan penonton aktif. Publik sebagai pengakses media konvergen tidak lagi dapat diatur dalam mengkonsumsi informasi media karena mereka cenderung memilih informasi yang paling mereka senangi atau paling mereka butuhkan melalui media konvergen.

·      Kemajuan Teknologi
Di sektor komunikasi massa, konvergensi teknologi informasi memperlihatkan fenomena yang luar biasa. Jika dahulu aktivitas komunikasi massa hanya mengenal media cetak dan media elektronik, kini telah dikenal beragam media massa berbasis internet. Era konvergensi media komunikasi sekarang ini ditandai dengan luluhnya konsepsi lembaga pers yang sifatnya masif dan melembaga menjadi media interaktif yang aksesnya bersifat personal atau individual. Bahkan di negara maju semacam Amerika sendiri saat ini tengah berlangsung kecenderungan menurunnya pelanggan media cetak dan meningkatnya pelanggan internet. Sebagai jalan raya virtual, konvergensi teknologi informasi selayaknya dianggap sebagai infrastruktur penunjang kemajuan sebanding dengan jalan raya fisik yang telah berhasil menunjang pembangunan. Memang belum ada satupun teori sederhana yang dapat menjelaskan hubungan bahwa tersedianya infrastruktur informasi akan menentukan keberhasilan ekonomi suatu negara. Kendati demikian, pengalaman banyak negara maju memperlihatkan bahwa pada saat teknologi informasi dimanfaatkan secara optimal, masyarakat dapat menikmati ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan di negara-negara yang belum memanfaatannya.
·      Kebutuhan atas Pengakuan
Sebagai Negara yang mengikuti perkembangan konvergensi terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari suatu Negara yaitu ingin disejajarkan dengan negara lain atau diperhitungkan oleh negara lain. Kemampuan setiap Negara untuk menyetarakan dengan Negara Maju perlu didukung dengan adanya regulasi tetap untuk mengawal nilai-nilai kemanusiaan dalam hubungan antarmanusia itu sendiri. Beberapa isu menarik layak direnungkan dalam konteks penyusunan regulasi dengan mempertimbangkan kebijakan batasan sektor-sektor yang akan dikenai kebijakan, misalnya saja soal hukum yang dapat dijalankan.


Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan konvergensi merupakan dua benda atau lebih bertemu di suatu titik (pemusatan pandangan). Konvergensi dilakukan dibeberapa bidang diantaranya politik, ekonomi, hingga sosial budaya. Perkembangan konvergensi tidak lepas dari kemajuan teknologi informasi yang berkembang di dunia untuk dapat meruntuhkan batasan-batasan antara industri dan industri, antara aplikasi dan aplikasi, antara produser dan konsumen, antara negara dan negara. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konvergensi diantaranya Globalisasi, Kemajuan Teknologi, dan Kebutuhan atas Pengakuan. Dalam mendukung keberhasilan konvergensi diperlukan regulasi kebijakan yang baik untuk mendukung tujuan dari setiap Negara agar dapat menyetarakan dengan Negara lainnya dari berbagai sektor..

Daftar Referensi
Heriqbaldi, Unggul. 2009. Konvergensi Tingkat Pendapatan Studi Kasus 3 Propinsi Di Pulau Jawa. Jurnal of Indonesia Applied Economics. Vol. 3, No.1.

Jayanthakumaran, K., & S. W. Lee. 2013. Evidence on the Convergence of Per Capita Income: A Comparison of Founder Members of the Association of South East Asian Nations and the South Asian Association of Regional Cooperation. Pacific Economic Review. Vol. 18, No.1.

Li, H. (2013). Convergence or Divergence? Rethinking Regional Integration of the Past Two Decades. Frontiers of Economics in China. Vol. 8, No. 4.

Muslim, Azis. 2015. Konvergensi Pendapatan Indonesia Dan Mitra Regional Trade Agreement (Asean+6): Aplikasi Metode Cluster Fuzzy. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. Vol. 9, No. 1.

Preston, Paschal, 2001, Reshaping Communications, Thousand Oaks, Calif. Sage.




Faktor yang menyebabkan tesis "Dunia Semakin Menyempit dan Perlunya Konvergensi antara Sistem Internasional dan Nasional" Dapat Dipertahankan secara Empiris Faktor yang menyebabkan tesis "Dunia Semakin Menyempit dan Perlunya Konvergensi antara Sistem Internasional dan Nasional" Dapat Dipertahankan secara Empiris Reviewed by disment_idu9 on January 10, 2019 Rating: 5

1 comment:

  1. saran saya: signifikansi empirik yang bisa dijadikan pembahasan antara lain: a) keterkaitan sebagai sebuah keharusan; b) sikap faktor domestik terhadap bantuan luar negeri pada awal Orba; c) teknologi komunikasi dan ideologi pada pasar bebas yang menggugurkan monopoli negara atas persoalan publik; d) sikap pemerintah terhadap kebijakan negara lain; e) pasar global melahirkan ketergantungan struktural dari negara atas kapital; serta f) investasi asing menjadi pertimbangan pemerintah. Semoga bisa memperkaya bahasan selanjutnya.

    ReplyDelete

Gallery

Powered by Blogger.