FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TESIS "DUNIA MAKIN MENYEMPIT (SHRINKING WORLD) DAN PERLUNYA KONVERGENSI ANTARA SISTEM NASIONAL DAN INTERNASIONAL" DAPAT DIPERTAHANKAN SECARA EMPIRIS



Hasil gambar untuk shrinking world
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi memiliki manfaat positif dan negatif bagi kehidupan sosial masyarakat dunia. Manfaat negatif perkembangan tersebut memicu gelombang protes atas globalisasi dan menciptakan adanya perlawanan nyata dalam menanggulangi dampak buruk globalisasi. Drezner mempertanyakan fungsi globalisasi dalam menciptakan tatanan global governance atau hanya akan mengeliminasi regulasi negara dalam berbagai aspek. Lebih lanjut, globalisasi dianggap sebagai fenomena yang mereduksi batasan ekonomi, politik, sosial, budaya antar negara, yang kemudian mempengaruhi proses perumusan, pelaksanaan hingga perubahan kebijakan pada level regional, nasional, dan global demi mencapai kepentingan nasional masing-masing melalui adanya konvergensi antar sistem dan kebijakan. Lebih lanjut, globalisasi memberikan dampak lain, salah satunya shrinking world atau penyempitan dunia yang ditandai mudahnya akses berbagai macam informasi di berbagai belahan dunia. Kemudahan ini memaksa penyesuaian sistem masing-masing negara dengan sistem yang dianut mayoritas negara dunia.

PERMASALAHAN
Faktor apa saja yang menyebabkan tesis dunia makin menyempit (shrinking world), dan
Mengapa konvergensi antara sistem internasional dan nasional perlu dipertahankan secara empiris.

PEMBAHASAN
Faktor penyebab dunia makin menyempit
Ilmu politik telah mangalami banyak perubahan sejak pertama kali diperkenalkan pada masa Aristoteles. Pada masa lalu ilmu politik lebih merupakan politik kenegaraan yang bersifat legal formal. Di masa kini ilmu politik telah semakin dewasa, ditandai dengan tidak hanya membahas permasalahan legal formal tetapi juga aspek-aspek sosial yang mempengaruhinya.
Menurut Huntington, dengan berakhirnya Perang Dingin yang ditandai dengan runtuhnya ideologi komunisme, wilayah konflik meluas melewati fase Barat, dan yang mewarnainya adalah hubungan antara peradaban Barat dan non-Barat serta antar peradaban non Barat itu sendiri. Huntington mengelompokkan negara-negara bukan atas dasar sistem politik ekonomi, tetapi lebih berdasarkan budaya dan peradaban. Ia mengidentifikasi sembilan peradaban kontemporer,yaitu, peradaban Barat, Cina, Jepang, Amerika Latin, Afrika, Hindu,Budha, Islam, dan Kristen Ortodoks. Kondisi ini mempengaruhi peta politik dunia, dimana menyebabkan dunia semakin menyempit dengan membentuk kelompok negara-negara berlandaskan budaya, politik, ekonomi dan peradaban, misalnya: ASEAN, UNI-EROPA, NATO. Selain faktor clash of civilizations di atas, faktor-faktor lain yang menyebabkan dunia semakin menyempit didorong pula oleh:
Dekade pembangunan;
Teori ketergantungan antar negara;
Kapitalisme; dan
Demokratisasi.
Disamping faktor-faktor di atas
Perkembangan teknologi, khususnya pada negara-negara maju (G20), turut berperan dalam shrinking world. Revolusi industri pertama yang dimulai dengan penemuan mesin uap pada tahun 1780an berkembang hingga pertengahan abad XIX berbasis industri mekanik berdaya air dan uap. Pada akhir abad XIX revolusi kedua ditandai dengan kemampuan produksi massal dengan tenaga listrik berbasis pembagian kerja (assembly line). Kemudian, pada tahun 1970an dimulai era revolusi ketiga dengan otomasi pekerjaan-pekerjaan kompleks didukung teknologi elektronik dan informasi. Saat ini dikatakan revolusi keempat ditandai dengan kemampuan teknologi sensor, keterhubungan (interconnectivity) dan analisis data yang memungkinkan kustomisasi (customization) massal, integrasi rantai pasokan dan efisiensi lebih tinggi berbasis sistem cyber-physical. Dengan kata lain, Industri 4.0 adalah transformasi yang demikian cepat dalam desain, manufaktur, operasi, sertra layanan produk dan sistem produksi. Studi-studi tersebut juga menyebutkan bahwa Industri 4.0 mengubah banyak hal, termasuk: meningkatnya fleksibilitas produksi, kustomisasi massal, produktivitas, mutu produk, keterlibatan pelanggan dalam proses desain, semakin mendekatnya lokasi produksi ke pelanggan, dan model bisnis. Era industri 4.0 ditandai dengan laju interaksi antarmanusia yang semakin tinggi serta kemajuan di bidang teknologi, khususnya dibidang informasi, transportasi, dan sains. Hal ini turut berperan dalam shrinking world.
 Pengaruh yang terjadi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi memiliki manfaat positif dan negatif bagi kehidupan sosial masyarakat dunia. Drezner mempertanyakan fungsi globalisasi dalam menciptakan tatanan global governance atau hanya akan mengeliminasi regulasi negara dalam berbagai aspek.
 Lebih lanjut, globalisasi dianggap sebagai fenomena yang mereduksi batasan ekonomi, politik, sosial, budaya antar negara, yang kemudian mempengaruhi proses perumusan, pelaksanaan hingga perubahan kebijakan pada level regional, nasional, dan global demi mencapai kepentingan.
Permasalahan dalam penyempitan dunia atau  shrinking world yang ditandai mudahnya akses berbagai macam informasi di berbagai belahan dunia nasional masing-masing melalui adanya konvergensi antar sistem dan kebijakan. Faktor penyebab dunia makin menyempit diantaranya:
Ilmu politik yang diperkenalkan pada masa Aristoteles, bahwa pada masa lalu ilmu politik lebih merupakan politik kenegaraan yang bersifat legal formal, sedangkan di masa kini ilmu politik telah semakin dewasa, ditandai dengan tidak hanya membahas permasalahan legal formal tetapi juga aspek-aspek sosial yang mempengaruhinya.
Huntington mengelompokkan negara-negara berdasarkan budaya dan peradaban. Ia mengidentifikasi sembilan peradaban kontemporer, yaitu, peradaban Barat, Cina, Jepang, Amerika Latin, Afrika, Hindu,Budha, Islam, dan Kristen Ortodoks. Kondisi ini mempengaruhi peta politik dunia, dimana menyebabkan dunia semakin menyempit dengan membentuk kelompok negara-negara berlandaskan budaya, politik, ekonomi dan peradaban, misalnya: ASEAN, UNI-EROPA, NATO.
Faktor lain clash of civilizations yang menyebabkan dunia semakin menyempit didorong pula oleh:
Dekade pembangunan;
Teori ketergantungan antar negara;
Kapitalisme; dan
Demokratisasi.
Perkembangan teknologi, khususnya pada negara-negara maju (G20), turut berperan dalam shrinking world. Revolusi industri pertama yang dimulai pada tahun 1780an dengan penemuan mesin uap dan berkembang hingga pertengahan abad XIX berbasis industri mekanik berdaya air dan uap. Kemudian, pada tahun 1970an dimulai era revolusi ketiga dengan otomasi pekerjaan-pekerjaan kompleks didukung teknologi elektronik dan informasi. Saat ini dikatakan revolusi keempat ditandai dengan kemampuan teknologi sensor, keterhubungan (interconnectivity) dan analisis data yang memungkinkan kustomisasi (customization) massal, integrasi rantai pasokan dan efisiensi lebih tinggi berbasis sistem cyber-physical.
Era industri 4.0 ditandai dengan laju interaksi antar manusia yang semakin tinggi serta kemajuan di bidang teknologi, khususnya dibidang informasi, transportasi, dan sains. Hal ini turut berperan dalam shrinking world.

Konvergensi antara sistem internasional dan nasional perlu dipertahankan secara empiris
Negara sebagai bagian dari sistem peradaban internasional akan selalu menjadi bagian dari masyarakat internasional yang senantiasa teribat di dalam kerjasama antar negara. Secara empiris, sejarah telah membuktikan bahwa negara yang menutup diri akan dikucilkan dari peradaban regional maupun internasional yang pada akhirnya dapat menyebabkan keruntuhan bangsa dan negara itu sendiri. Sebagai contoh Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno menekankan politik divergensi sistem internasional dan nasional, yang pada akhirnya menyebabkan kemorosotan ekonomi. Di era Soeharto membuka diri bagi konvergensi sistem internasional dan nasional yang ditandai dengan masuknya modal asing ke dalam NKRI. Sehingga secara perlahan perekonomian Indonesia dapat kembali berjalan kea rah yang lebih baik.
Saat ini dunia memasuki era globalisasi. Konvergensi kebijakan yang terjadi di era globalisasi memberikan beberapa dampak yang cukup signifikan bagi regionalisme itu sendiri. Adanya konvergensi kebijakan tersebut dapat semakin mudah mempersatukan visi dan misi negara-negara di sebuah region tertentu karena mereka menganggap bahwa region tersebut sedang menuju ke arah dan tujuan yang sama. Dengan kata lain, konvergensi dianggap dapat memperlancar proses kerja sama di region-region tertentu dan menghasilkan regionalisme yang stabil dan dan kuat (Hay, 2000). Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya regionalisme European Union yang dewasa ini menjadi sebuah contoh yang cukup ideal bagi konsep konvergensi kebijakan (Hay, 2000). EU dibentuk berdasarkan konsensus dan nilai-nilai konvergensi kebijakan di dalamnya. Nilai-nilai konvergensi dapat terlihat dari berbagai kebijakan negara-negara Eropa di bidang ekonomi dan politik yang cenderung menuju ke satu tujuan tertentu dan itulah yang kemudian menjadi dasar bagi EU sebagai salah satu regionalisme paling maju dewasa ini untuk terus mempertahankan eksistensi dan kekuatannya di dalam sistem internasional. Jika tidak berdasarkan sebuah konvergensi kebijakan yang sifatnya konsesual, maka ada beberapa keraguan mengenai kesepakatan regionalisme dan kerja sama yang di dalamnya. Oleh karenanya, penulis beranggapan bahwa konvergensi kebijakan memiliki peranan dan sumbangsih yang cukup signifikan di dalam konsep regionalisme itu sendiri karena dengan adanya konvergensi kebijakan di tingkat regional dapat memicu kesatuan visi, misi, dan tujuan sebuah region tertentu sehingga untuk peluang untuk mencapai kesepakatan kerja sama pembentukan regionalisme akan semakin besar.
Konvergensi kebijakan yang terjadi adalah sebuah fenomena yang umum terjadi di dalam era globalisasi. Para penganut konvergen menganggap dunia di era globalisasi mulai bergerak untuk mencapai satu tujuan dan praktek sosial yang sama dimana terdapat sebuah standar yang dipercaya secara universal dan global untuk diterapkan di masing-masing negara-bangsa. Di era globalisasi, pengaruh konvergensi kebijakan dianggap lebih terlihat karena di era globalisasi, terdapat berbagai isu dan permasalahan yang sifatnya global seperti isu global warming dan pencemaran lingkungan yang kemudian membuat berbagai negara-bangsa di dunia dewasa ini cenderung memiliki kebijakan yang sama dan seragam di dalam menanggapi isu-isu global tersebut.

KESIMPULAN

Pengaruh yang terjadi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi memiliki manfaat positif dan negatif bagi kehidupan sosial masyarakat dunia. Perkembangan teknologi, khususnya pada negara-negara maju (G20), turut berperan dalam shrinking world. Faktor penyebab dunia makin menyempit diantaranya:
Ilmu politik kenegaraan yang bersifat legal formal.
budaya dan peradaban.
Konvergensi antara sistem internasional dan nasional perlu dipertahankan secara empiris, bahwa Negara sebagai bagian dari sistem peradaban internasional akan selalu menjadi bagian dari masyarakat internasional yang senantiasa terlibat di dalam kerjasama antar negara.




DAFTAR PUSTAKA

Fitria,Vita. 2009. Konflik Peradaban Samuel P. Huntington (Kebangkitan Islam yang Dirisaukan?). Jurnal HUMANIKA Vol. 9 No. 1, hal. 39-52.
Yohanes Putro Suhito. 2016. Konvergensi Era Globalisasi: Pengaruhnya terhadap Kebijakan Nasional , Regional, dan Global diakses di laman http://yohanesputrasuhito-fisip14.web.unair.ac.id/artikel_detail-152458-Dinamika%20Hubungan%20Internasional%20Kawasan-Konvergensi%20Era%20Globalisasi%20:%20Pengaruhnya%20Terhadap%20Kebijakan%20Nasional,%20Regional,%20dan%20Global.html













FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TESIS "DUNIA MAKIN MENYEMPIT (SHRINKING WORLD) DAN PERLUNYA KONVERGENSI ANTARA SISTEM NASIONAL DAN INTERNASIONAL" DAPAT DIPERTAHANKAN SECARA EMPIRIS

Dosen Pengampu :
Prof. Indria Samego
Dr. IDK Kerta Widana, SKM., MKKK


Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
Bambang Dwinanto P  120180301002
Deddie Wijayanto 120180301004
Dewi Apriliani 120180301005
Zahrotul Khumairoh 120180301028



PROGRAM STUDI MANAJEMEN BENCANA
FAKULTAS KEAMANAN NASIOANAL
UNIVERSITAS PERTAHANAN INDONEIA
BOGOR
2019


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TESIS "DUNIA MAKIN MENYEMPIT (SHRINKING WORLD) DAN PERLUNYA KONVERGENSI ANTARA SISTEM NASIONAL DAN INTERNASIONAL" DAPAT DIPERTAHANKAN SECARA EMPIRIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TESIS "DUNIA MAKIN MENYEMPIT (SHRINKING WORLD) DAN PERLUNYA KONVERGENSI ANTARA SISTEM NASIONAL DAN INTERNASIONAL" DAPAT DIPERTAHANKAN SECARA EMPIRIS Reviewed by disment_idu9 on January 13, 2019 Rating: 5

1 comment:

  1. terimakasih, artikel yang cukup bagus.
    kajian bisa dikaitkan dengan makna kemerdekaan sebagai modal dasar suatu bangsa dan aspek kepentingan bangsa untuk melindungi, memajukan, mencerdaskan serta ikut aktif dalam ketertiban dunia. Dalam bahasan tersebut juga ada kaitannya dengan perkembangan dan kekuatanfaktor pendorong. sehingga National Capability menentukan independensi dalam melaksanakan politik. salam sukses

    ReplyDelete

Gallery

Powered by Blogger.