UNIVERSITAS
PERTAHANAN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pengantar
Politik Dalam dan Luar Negeri
KEPUTUSAN
INDONESIA MEMILIH NON BLOK SEBAGAI NILAI DASAR PERJUANGAN DI FORUM
INTERNASIONAL
Dosen:
Prof. Dr, Indria Samego, M.A., Ph.D
Dr. IDK Kerta Widana, S.KM., M.KKK
Disusun
oleh:
Kelompok
6
Deny Widi Anggoro 120180301005
Mochammad Azkari H. Akbar 120180301014
Nur Intan Sari 120180301019
Yuniar Kurnia Widasari 120180301027
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN BENCANA
FAKULTAS
KEAMANAN NASIONAL
UNIVERSITAS
PERTAHANAN INDONESIA
BOGOR
2019
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah
negara yang kaya akan sumber daya alam. Letak geografis Indonesia yang sangat
strategis yakni antara dua benua dan dua samudra, kemudian memudahkan akses
para pelayar dunia untuk memasuki wilayah Indonesia. Dengan kekayaan sumber
daya alam yang melimpah namun kondisi wilayah yang tanpa kedaulatan, maka para
pelayar dunia itu pun dengan mudah menjajah Indonesia selama hampir 300 tahun
lebih, seperti yang dilakukan Belanda. Selama penjajahan dilakukan rakyat
Indonesia dan para pejuang tidak tinggal diam begitusaja, dengan segala upaya
dan usaha rakyat Indonesia mampu mengusir para penjajah dari bumi pertiwi
Indonesia.
Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat kedaulatan
penuh pada tanggal 17 Agustus 1945 yang ditandai dengan pembacaan Teks
Proklamasi oleh presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno serta kemerdekaan yang
diperoleh Indonesia murni atas dasar segala perjuangan dan usaha rakyat
Indonesia, bukan atas dasar hadiah atau kebaikan dari para penjajah (Jepang,
Belanda, maupun Inggris). Ir. Soekarno adalah seorang pejuang Indonesia
yang lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni
1970. Soekarno adalah pejuang Indonesia yang terkenal dengan nasionalismenya
dengan segala pengalaman yang telah dilalui beliau rasa nasionalisme tumbuh
begitu subur dalam dirinya, selain nasionalismenya beliau juga dikenal sebagai
seorang pejuang yang cerdas dalam bidang politik maupun bidang lainnya terlebih
lagi untuk hubungan luar negeri Indonesia dengan negara lain.
Sebagai negara yang baru merdeka pada masa perang dingin, yakni
perang ideologi antar sekutu atau blok, Blok Barat dan Blok Timur. Indonesia
mengambil langkah tegas untuk tidak memilih antara kedua sekutu tersebut.
Antara ideologi sosialis dan ideologi komunis, Indonesia lebih memilih untuk
menggunakan ideologi bangsa sendiri yang sudah mengakar dalam jiwa masyarakat
Indonesia, yaitu Ideologi Pancasila. Sebagai seorang yang berdaulat penuh atas
Indonesia dan mempunyai legitimasi penuh dari rakyat sebagai seorang presiden,
Ir.Soekarno bersama-sama tokoh negara dunia ketiga lainnya kemudian
memprakarsai Gerakan Non Blok. Suatu pernyataan tentang ketidakberpihakan
kepada salah satu blok yang sedang berseteru dalam perang dingin yang sedang
berlangsung. Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia yang diberlakukan oleh
Ir. Soekarno juga seolah menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mempunyai pedoman
dalam menjalankan atau memajukan kehidupan bangsa Indonesia dengan caranya
sendiri dan tidak berpihak kepada salah satu blok.
Cetak hitam sejarah Indonesia mengenai penjajahan yang dilakukan
oleh negara-negara semi adidaya di dunia juga menjadi catatan bagi Indonesia
untuk tidak mengulang kesalahan yang sama agar terjadi perubahan yang telah
lama diharapkan rakyat. Gerakan Non Blok adalah pilihan yang tepat bagi
negara-negara dunia ketiga (Indonesia, Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, SriLanka, Kuba, India, Zimbabwe, Kolombia, Afrika Selatan, dan Malaysia) dimana merupakan
negara yang baru saja mendapatkan kedaulatan penuh yang bisa menyuarakan kepentingan nasionalnya
dalam kancah internasional. Gerakan Non-Blok sendiri bermula dari
sebuah Konferensi Tingkat
Tinggi Asia-Afrika sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, Jawa
Barat
pada tahun 1955.
Di dalam konferensi ini, negara-negara yang datang
menyatakan tidak berpihak pada blok tertentu serta mendeklarasikan
keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur.
Pendiri atau tokoh dunia dari Gerakan Non Blok (negara dunia ketiga) adalah
lima pemimpin negara, yaitu Josip Broz Tito, Presiden Yugoslavia; Ir. Soekarno,
Presiden Indonesia; Gamal Abdul Nasser, Presiden Mesir; Pandit Jawaharlal Nehru,
Perdana Menteri India; dan Kwame Nkrumah dari Ghana. Ketidakberpihakan
Indonesia ke salah satu pihak sekutu yang berseteru ini menjadi menarik untuk
di telisir lebih jauh. Indonesia yang merupakan negara baru dalam hal
kepemilikan kedaulatan lebih memilih untuk menjadi negara yang mandiri dengan
segala kelebihan dan kekurangannya. Tidak menjadi negara yang menumpang nama di
bawah negara-negara adidaya atau sekutu negara-negara yang sedang berseteru
serta yang perlu diperhatikan adalah ketika Indonesia bisa lolos dari pengaruh
ideologi kedua blok tersebut.
RUMUSAN MASALAH
Mengapa para peletak dasar politik
luat negeri Indonesia memilih non blok sebagai nilai dasar perjuangan di forum
internasional?
LANDASAN TEORI
Indonesia sebagai salah satu negara memprakarsai dari
terbentuknya Gerakan Non Blok (Non-Aligned Movement), yaitu suatu organisasi
internasional yang terdiri dari lebih 100 negara yang tidak menganggap dirinya
beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun, baik blok barat
maupun blok timur. Tujuan dari organisasi ini seperti yang tercantum dalam Deklarasi
Havana tahun 1979 adalah
untuk menjamin kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan
dari negara-negara non blok dalam perjuangan. Begitu pula yang diharapkan oleh
Indonesia. Adapun teori yang dapat menjelaskan tentang Indonesia lebih
memilih menjadi negara Gerakan Non Blok terdiri atas:
a. Teorisasi tentang
kepribadian
Basis dari kehidupan
politik adalah personal. Teori ini berasumsi bahwa perilaku politik adalah
akibat sifat-sifat manusia yang sangat dasar, yaitu kepribadian. Perilaku
manusia bukanlah hasil dari perhitungan tentang tujuan dan cara mencapai tujuan
itu, tetapi lebih merupakan akibat dari ciri-ciri kepribadian pelaku politik
yang terbentuk sejak masa kanak-kanaknya dan tetap melekat selama hayatnya.
Penerapan pendekatan psikoanalitik oleh Alan Isaak sebagai psikobiografi dan
kedua tentang klasifikasi tipe-tipe atribut kepribadian.Psikobiografi
menyebutkan bahwa perilaku individu itu disebabkan oleh kepribadian manusia itu
sendiri. Suatu tindakan politik yang diambil oleh seorang politisi bisa
merupakan pencerminan dari jati diri orang tersebut.
Dalam hal
ketidakberpihakan Indonesia kedalam kedua blok, baik blok barat maupun blok
timur bisa dikatakan sebagai pencerminan kepribadian para elit politik pasca
kemerdekaan Indonesia, khususnya Soekarno. Soekarno yang lahir di bumi pertiwi
ini sejak kecil sudah terbiasa dengan adanya kolonial, terbiasa dengan
penderitaan rakyat yang dijajah selam bertahun-tahun oleh bangsa asing. Keadaan
yang seperti ini pasti akan membentuk suatu kepribadian seseorang,
traumatik atas penderitaan bangsa, dan rasa nasionalisme yang begitu
besar menjadi pemicu Soekarno untuk membentuk aliansi dengan negara-negara
dunia ketiga yang dirasa senasib sepenanggungan dengan Indonesia. Kecintaan dan
penghormatan kepada rakyat ia buktikan dengan menjadi pemrakarsa Gerakan Non
Blok bersama dengan beberapa pemimpin dunia yang lain.
b. Teori Peranan
Peranan (role) adalah perilaku yang diharapkan
akan dilakukan oleh seseorang ketika seseorang tersebut menduduki suatu
jabatan. Seseorang dalam mengambil tindakan selalu dibatasi yang namanya peranan
atau jabatan. Teori ini berasumsi bahwa sebagian besar perilaku politik adalah
akibat dari tuntutan atau harapan terhadap peran yang kebetulan dipegang oleh
aktor politik. Teori ini menegaskan bahwa perilaku politik yang dilakukan
adalah perilaku dalam menjalankan peranan politik. John Walke mengatakan
bahwa teori peranan ini mempunyai dua kemampuan yang dapat digunakan
untuk menganalis politik. Yang pertama, menunjukkan bahwa aktor politik umumnya
berusaha menyesuaikan perilakunya dengan norma perilaku yang berlaku dalam
peran yang dijalankannya. Yang kedua, teori peranan mempunyai kemampuan
mendiskripsikan institusi secara behavioral. Teori peranan ini langsung
menunjukkan segi-segi perilaku yang membuat suatu kegiatan sebagai institusi.
Dalam teori ini
pembahasan cenderung tentang individu, namun individu dalam artian peranan
politik. Kenyataan bahwa seseorang bisa menjadi beberapa peranan, seperti
seorang presiden mampu berperan menjadi seorang duta dari sebuah negara,
menjadi seorang ayah bagi anak-anaknya, menjadi seorang suami bagi istrinya.
Seseorang yang menduduki suatu jabatan tertentu diharapkan atau diduga akan
berperilaku tertentu. Harapan atau dugaan (expectation)
itulah yang membentuk suatu peranan. Dalam hal ketidakberpihakan Indonesia
kedalam salah satu pihak, blok barat maupun blok timur ini tokoh yang paling
tersohor adalah presiden pertama Republik Indonesia, yaitu Ir. Soekarno. Ir.
Soekarno sebagai seorang individu yang mempunyai kiprah politik yang lama, Ir.
Soekarno sudah terlatih untuk mengambil keputusan yang seperti apa yang harus
beliau ambil demi Indonesia kedepannya. Sebagai seorang presiden pertama untuk
negara yang baru merdeka, Ir. Soekarno dituntut untuk memilih keputusan yang
sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Indonesia yang mendeklarasikan
kelahirannya dengan Ideologi Pancasila mendorong untuk memutuskan Indonesia
menjadi negara Gerakan Non Blok (negara dunia ketiga), sekalipun Soekarno
diketahui lebih condong dengan pihak komunis.
c. Teori aliansi
Organisasi-organisasi
internasional pada dasarnya adalah sistem aliansi regional yang dirancang untuk
meningkatkan pertahanan diri secara kolektif menghadapi musuh eksternal
bersama. Aliansi adalah suatu kelompok yang terbentuk ketika
anggota-anggotanya bersetuju untuk bersama-sama menghadapi lawan yang
identitasnya sudah ditetapkan dengan jelas. Negara-negara membentuk koalisi
hampir secara mekanistik karena adanya kepentingan masing-masing untuk
melindungi suatu negara yang terancam atau diserang oleh musuh yang lebih kuat
dan jarang secara otomatik. Dengan alasan yang rasional jika beberapa negara
telah membentuk suatu koalisi maka akan muncul pula koalisi tandingan karena
negara yang tidak masuk dalam suatu koalisi pasti merasa terancam ketentraman
(kedamaian). Hal ini mendorong negara-negara untuk berkoalisi dengan negara
yang sama-sama terancam oleh kekuatan yang lebih besar, bukan karena kehendak
untuk membantu negara yang lebih lemah, tetapi karena kelemahan negara itu akan
membuat semua negara yang tidak terlibat sengketa terpaksa menghadapi ancaman
dari satu negara atau lebih yang terlalu agresif dengan ambisi hegemoniknya.
Aliansi dianggapkan
merupakan picu yang membuat perimbangan berlaku dengan menempatkan koalisi yang
berlawanan sedemikian rupa sehingga tidak satupun yang mampu mengungguli yang
lain. Aliansi diyakini bisa menciptakan keseimbangan karena bisa
mengagregasikan kekuatan. Dalam hal ketidakberpihakkan Indonesia kepada salah
satu pihak, blok barat maupun blok timur, menunjukkan bahwa Indonesia mampu membentuk
suatu aliansi dengan negara-negara dunia ketiga. Indonesia mampu mandiri dengan
beberapa negara-negara (negara dunia ketiga) selain blok barat dan blok timur
mempertahankan kedaulatan bangsa dan ketentraman bangsanya tanpa merasa
bergantung dengan kedua blok tersebut.
Kedua blok yang
berseteru ini mungkin telah memberikan sumbangan pada keamanan global dengan
menjamin sistem deterens berdasarkan perimbangan teror (balance of teror). Tetapi keduanya tidak bisa dinilai sebagai suatu
pendekatan institusional untuk menyelesaikan masalah perang yang telah berhasil
mencegah terjadinya tindak kekerasan antar bangsa pada umumnya. Indonesia
mempertimbangkan fakta bahwa “pertemanan dan persahabatan adalah tidak ada yang
abadi, yang ada hanyalah kepentingan yang abadi” serta dengan kalkulasi yang
rasional, Indonesia lebih memilih menjadi negara Gerakan Non Blok dibandingkan
memilih bergabung bersama blok barat maupun blok timur.
KESIMPULAN
Berdasarkan masalah yang ada dan
meninjau dari kerangka teori yang ada maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Indonesia menjadi negara Gerakan Non Blok menjadi implementasi dari Politik
Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif.
Keputusan Indonesia Memilih Non Blok sebagai Nilai Dasar Perjuangan di Forum Internasional
Reviewed by disment_idu9
on
January 10, 2019
Rating:
Gerakan Non-Blok dalam politik luar negeri Indonesia memang masih relevan. Salam Bela Negara
ReplyDelete